Selasa, 24 April 2012

Berdayu karena rindu


Malam itu, aku berkisah tanpa bicara. Hanya mengerutkan dahi dan menundukkan kepala. Mataku sebam karena air mata. Dan dadaku semakin sesak mengatur nafas.
Kemudian,,Ibu mengizinkan aku bicara kenyataan. Dia mendengar, dan tak henti mengikuti cerita yang aku paparkan.
Semestinya aku mengerti, gumpalan dan beku hati tak harus aku ceritakan. Tapi, aku bukan wanita dewasa yang bijak mengambil keputusan.

Tambat hatiku dipelihara oleh keraguan. Pilihan yang dihadapi, yaitu peluang dan keinginan.
Keduanya tidak bisa aku tinggalkan. Keduanya ingin aku kendalikan,,
Namun, tak mungkin aku padukan.
Ibu mengerti tentang apa yang aku dendangkan. Dan ibu menemukan pencerahan untuk mengobati resah hatiku. Hingga, aku jatuh cinta pada satu pesan sebelum ia menutup percakapan.
Lihatlah betapa luasnya kuasa ALLAH, tidak ada sesuatu pun di luar kekuasaanNYA, berbaktilah untuk meraih ridho ALLAH semata. Tentukan pilihan pada apa yang membuat orangtua bangga dan senang.

Memar wajahku, seakan dilempar bebatuan.
Shalatku, Ibadahku selama ini kemana?.
Sekedar menyadari kekuasaan dan pencapaian ridha ALLAh saja mesti di ingatkan oleh Ibu.


Mamah,,nobatkan aku sebagai anak solehah hingga penutup usiaku.
Merindukanmu mamah, andai saja aku bisa melewati untaian bukit dan samudera dengan sekeping logam. Akan ku jemput dan tempatkan mamah disampingku saat ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar